Senin, 11 Mei 2009

SABAR... (

Bersabarlah hati..bersabarlah,
Luluhkan amarah mu dalam napas yang kau hembuskan,
Reda lah reda gejolak kekecewaan
lupakan kecewa itu hatiku lupakanlah,
Jangan jadikan alasan agar amarah itu menari lagi,
Belajarlah menerima apapun bentuk keadaan
Bersabarlah hati maafkanlah.
Tersenyumlah diri tersenyumlah,
Sakit memang sakit tetapi hadapilah,
Tak selamanya hidup ini menyenangkan hatiku
Tidak akan pernah selamanya,
Dan bersabarlah

_________sabarsab____________sabarsaba
______sabarsabarsaba_______sabarsabarsabars
____sabarsabarsabarsaba___sabarsabarsabarsaba
___sabarsabarsabarsabarsabarsabarsa_______saba
__sabarsabarsabarsabarsabarsabarsa_________saba
_sabarsabarsabarsabarsabarsabarsabars_______saba
_sabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsabar______s
sabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsaba__sab
sabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsa_s
sabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsaba
sabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsaba
_sabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsa
__sabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsabar
____sabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsa
______sabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsa
_________sabarsabarsabarsabarsabarsabars
____________sabarsabarsabarsabarsabar
______________sabarsabarsabarsabar
_________________sabarsabarsab
___________________sabarsaba
_____________________sabars
______________________saba
_______________________sa


dipostkan oleh Baratha

menatap bayangmu

Menatap Wajahmu
Dalam dinding berbatas bisu

membunuh sepi dalam resah
membunuh gundah dalam gelisah

Nyaris kau maya hampir nyata
Atau memang kita buta ??

Masih adakah di sini kawan ?
Hati..yang akan trus bertautan

Meski..
Di ujung penghabisan

Pada mu yang tertinggal
Di balik jejak kenangan

Ya Tuhan…Aku merindukannya
Hari ini…dan nanti

kau dimana?

Demikian, waktu pun menepati janji
Pergi bersama mimpi yang mengabur
Pada kabut dan sisa gerimis pagi
Tapi aku belum selesai,
Punguti sepi pada embun tak jadi

Sementara siang menjamahku
menyisakan tetes duka pada luka
setelah rindu tak lagi jumawa
akupun masih belum lagi selesai
embun memuai dengan pongahnya

Mengapa waktu semakin bergegas
Biarkan jejak kaki dibungkus cemas
Sementara malam begitu nestapa
Mengejar cahaya yang tak pernah menyapa

membunuh sepi

Aku hanya ingin bernyanyi, berteriak, atau bergumam sendiri seperti anak ayam yang hilang arah, tak apalah kalau orang orang disekitarku menganggapnya kurang waras lagi, aku tak mau mempedulikannya...biarlah mereka tertawa.

Pagi ini aku hanya ingin mengusir rasa rinduku padamu, sungguh rindu ini membatu, sulit untuk kubuang bahkan sekali pun kupecahkan menjadi kerikil kerikil kecil yang dapat kulempar pada laki laki lain, padahal sumpahku semalam yang tak mau lagi menyebutkan namamu lagi dalam peraduan mimpi, atau sekedar berkata kata basa basi dalam sms sial telah membulat.

Berat sekali untuk menerima kenyataan bahwasannya kau hanyalah angan angan belaka, segala dustamu yang kau tutup rapi itu kini terbelalak didepan mataku, apalah mau dikata, memang itulah dirimu, yang penuh dengan isyarat…raut yang susah untuk kuterka, dan kau sama saja seperti pria lainnya yang pernah mampu menggenggam tanganku, ujung cerita bermula intro dan intrik mematikan rasa...

Sayangnya ketika aku ingin memburu nafas diatas tubuhmu dan melepaskan penat lelah hidupku, kau tak pernah datang menghampiri, aku hanyalah dewi kesepian dihamparan pasir sahara seperti apa katamu dulu, kau hanya membiarkanku tersiksa dicabik sepi dan kau hanya menjadikanku pelampiasan kepedihan hidup yang menderamu.
Sudahlah, tinggalkan aku dikasur bisu ini, takan pernah lagi kau mendengar desahan jiwa yang mengalunkan nada rindu menggerutu lagi.

Biarlah sepi ini kubunuh dengan caraku.

sunyi sepi.. sendiri

mulai terasa rasa sepi dan sendiri, walaupun roda hidupku tetap berputar namun yang rasa sepi dan sendiri saat ini selalu ada di sekeliling hari-hariku, mungkin semenjak saya mulai jauh dari mereka yang selalu menghias hidupku. para sahabatku..!!!

ada saatnya hadir dan ada saatnya berpisah namun disaat perpisahan itu mungkinkah mereka sang sahabatku merasakan apa yang kurasakan kerinduan akan cerita, canda, tawa dan semuanya yang pernah terukir.

saya yakin rasa sepi dan sendiri ini akan berakhir namun entah sampai kapan rasa itu akan berakhir. belum lagi tentang seseorang yang mulai mewarnai hidup ini. entah apakah dia yang terbaik ada waktu yang kah membuktikan namun dia adalah sahabatku dan juga kekasihku… dan mungkin hanya kenanganlah yang menjadi obatan hati untuk kerinduan disaat sepi dan sendiri.

Sepi.................... Suwunk....

Aku merasa sepi . . .
Aku merasa hampa . . .
Kenapa?
Aku tidak tahu jawabannya ! !

Uh, ku tarik nafas ku dalam-dalam
Ku coba merenung kenapa bisa terasa hampa
Tapi masih juga tak menemukan jawabannya

Aku heran, kenapa ini bisa terjadi?
Kenapa hampa, kenapa terasa garing
Ku coba dengan segala kekuatan tuk mengetahuinya

Ya . . .
Aku tahu jawabannya
Jawaban yang tak pernah ku sadari
Jawaban yang tak pernah ku pikirkan sebelumnya

Aku kesepian . . .
Aku merasa kesepian, bukan karena tak ada kawan
Bukan karena hal-hal lain . . .
Melainkan diri ku yang menutup diri tuk itu semua

Entah sejak kapan, aku menutup semuanya
Hingga perlan-lahan aku merasa sepi
Sepi yang menyiksa . . .
Sepi yang tak menyenangkan

Uh . . .
Aku bingung . . . .
Setelah mengetahui jawabannya !!
Apa yang harus ku perbuat?

Bagaimana aku harus mengusir sepi ini?
Aku sudah tak kuasa menahan gejolak hampa dalam hidup ku
Harus kah, aku membuka lembaran lama?
Atau membuka lembaran baru . . .

Dari pada tersiksa dengan perasaan hampa
Yang kian hari menyiksa ku dalam relung jiwa ku
Yang kesepian karena ku tutup hati ku?

Sepi . . .
Tak ku sadari kamu begitu kuat
Hingga menusuk relung jiwa kelam ku
Kini, ku berjuang tuk mengusir mu . . .

Walaupun begitu, terkadang aku menikmati mu
Menikmati kesunyian di malam hari
Sambil mendengarkan alunan melodi
Agar sepi tidak terlalu mengigit di relung jiwa ku