Kamis, 09 Juli 2009

Jumat, 29 Mei 2009

hmmm perjalanan hidup

Kuhela nafas dalam-dalam. Sungguh tak tahu apa yang harus kulakukan. Tak percaya dengan apa yang dikatakannya? Tak ada alasan untuk percaya atau tidak. Tetapi kurasa aku tak perlu berburuk sangka dengan tidak mempercayainya. Dia yang kukenal selama ini lebih menguatkan prasangka baikku itu.

----------

Rencana. Hidupku penuh rencana. Meskipun belum semuanya bisa aku rencanakan. Tapi pasti bukan hanya aku yang punya rencana. Aku yakin semua orang juga punya rencana.

Bagiku, memiliki rencana berarti harus sekaligus mempersiapkan alternatif-alternatif. Mungkin sama dengan yang dimaksud para pelaku bisnis Ada plan A, plan B, plan C dan seterusnya. Tetapi menurutku itu saja tak cukup. Harus ada plan Z. Artinya, harus ada kesiapan ketika semua yang ada di kepala tidak bisa berlaku lagi. Seperti pesimisme. Mungkin. Tetapi bukannya segala bisa terjadi atas kehendak-Nya. Maha besar Dzat yang segala berada di tangan-Nya.

Ku pasang target-target. Dengan begitu otomatis aku menyusun rencana agar target tersebut bisa tercapai. Berusaha, yah, hanya dengan berusaha. Berusaha maksimal. Tak boleh ada kata putus asa. Aahh, begitu besar semangatku.

Kalau dengan usaha maksimal kita tidak bisa mencapai target? Ya itulah plan Z. Menyerah? Bukan! Masih ada harapan. Ditangan-Nya lah semua yang tak mungkin terjadi bisa terjadi. Bahagianya, masih mempunyai tempat berharap. Kalau yang terjadi tidak seperti yang kita inginkan? Ya itulah takdir. Terlalu sombong kita bila ingin memaksakan keinginan kita melampaui kehendak-Nya.

Kita hanya bisa memohon agar apa yang diberikan-Nya kepada kita menjadi hal terbaik demi keselamatan kita di tempat yang abadi. Bukankah kita sering tidak melihat apa hikmah di balik peristiwa yang tidak kita kehendaki? Bukankah kita tidak bisa melihat, kecuali hanya sedikit? Begitu rapi teori itu tersusun di kepalaku. Kalau ada teman bertanyapun mudah sekali menjelaskan alurnya. Tapi bisakah menghadapinya?

Demikianlah, termasuk berumah tanggapun aku targetkan. Dengan berbagai pertimbangan, aku ingin menikah pada usia 25, setelah menyelesaikan studiku dan tentu saja bekerja. Kukira keinginan semacam ini hanyalah cita-cita sederhana. Mungkin hampir semua orang juga memilikinya. Bukan hal yang luar biasa.

Ketika usiaku menginjak 23 dan aku belum juga mempunyai calon. Meski beberapa kali ada yang mengutarakan keinginannya menikah denganku, entahlah, tidak ada diantara mereka itu yang sesuai dengan kriteriaku. Belum ada yang bisa membuatku jatuh cinta. Jatuh cinta? Apa pula artinya? Sangat mungkin berbeda dengan orang lain. Tetapi bagiku cukup sederhana untuk mengukur apakah aku jatuh cinta atau tidak: yaitu perasaan bisa menerima dia apa adanya tanpa ada tuntutan-tuntutan lagi. Dengan kata lain, semua kriteriaku sudah terpenuhi. Yah, aku belum pernah jatuh cinta.

Maka aku bersiap-siap mencari calon. Pro-aktif. Tentu dengan kriteria-kriteria yang telah kutetapkan. Tabu kata orang timur? Mengapa? Tapi bagaimanapun aku juga menyadari hidup dalam masyarakat timur, yang mau tak mau masuk ke dalam norma-normanya. Di sisi lain, bagiku semua orang diwajibkan berusaha. Jadi bisakah istilah tabu tersebut direkayasa?

Yang pasti, bukan pertanyaan itu yang menggelayuti pikiranku. Tapi apa yang bisa kulakukan untuk mencapai targetku. Silaturahim? Memperbanyak wawasan? Perprasangka baik? Memperbaiki akhlak? Semua ingin kulakukan demi mencapai target dengan kriteriaku tersebut.

Sampai suatu sore yang begitu cerah dan lengang. Tenang mungkin istilah yang tepat. Awan-awan putih menyibak ketepi mengiringi matahari yang pelan-pelan bergerak semakin condong ke peraduannya. Tenang. Hatikupun terasa bening. Luas. Terasa luas dengan menyibaknya awan-awan putih ke tepi langit. Yang pasti begitulah sore itu.

Tapi sepertinya bukan hanya suasana sore itu yang membuat hatiku bening. Aku sedang menyadari bahwa aku sedang jatuh cinta. Indah rasanya menemukan seseorang yang kita inginkan. Kurasa betapa ini semua adalah nikmat yang agung. Dua puluh empat tahun, dan aku belum pernah mempunyai perasaan semacam ini. Ah, sungguh indah.

Dalam lubuk hatiku menggelitik kemungkinan-kemungkinan dan harapan- harapan. Bisakah aku mencapai target yang satu ini. Yang jadi masalah adalah bahwa dia tidak tahu perasaanku ini. What to do? Menunggu? Waktu segera memisahkan. Begitulah, karena sore itu adalah akhir sebuah program yang mengikutsertakan kami.

Berharap? Ternyata aku tidak berani berharap banyak. Aku cukup mensyukuri mempunyai perasaan yang indah ini. Jujur, aku merasa tidak harus memilikinya.
Do something! Yah, tapi aku harus melakukan sesuatu. Terlalu indah untuk dilewatkan. Terlalu indah untuk mempunyai perasaan ini. Bahkan aku tak yakin akan memiliki yang ke dua kalinya. Maka di sore yang bening itu. Kutulis sehelai puisi. Hanya untuk menyampaikan perasaan ini.

Maafkan aku harus menyampaikan semua ini. Kau telah melelehkan hati yang selama ini membeku, kaku, membatu. Tapi aku hanya ingin kau tahu. Kau tak harus mempunyai perasaan yang sama.

Begitulah kira-kira isinya. Dengan hati bening pula kusampaikan padanya dalam sebuah amplop dan kuminta dibacanya ketika sampai di rumah. Bukan di tempat itu.

Begitulah, rasanya nyaman bisa menyampaikan perasaan indah ini. Tanpa harapan sama sekali? Bohong kalau kukatakan begitu. Ada, meskipun tidak banyak. Logikanya, mungkin juga dia mempunyai perasaan yang sama, tapi tidak berani menyampaikan. Who knows? Tapi juga harus diakui bahwa harapanku memang tidak menggebu-gebu.

Benar ternyata logikaku. Keesokan harinya dia mencariku dan mengatakan bahwa dia telah mempunyai perasaan yang sama jauh sebelum aku mengatakannya. Oh, bisa dibayangkan, sebuah keindahan yang hampir sempurna. Bagaikan gayung bersambut. Sayang kami tidak mempunyai waktu bersama lagi. Sayang? Tidak juga. Justru takut juga dengan kebersamaan. Takut fitnah. Takut zina mata, lidah dan lainnya.

Hari-hari aku lewati dengan rencana-rencana selanjutnya. Dan pertemuan beberapa kali kami gunakan untuk bicara tentang masa depan dan makna hidup. Sungguh-sungguh indah.

Sampai setelah kami tidak bertemu beberapa waktu, dia harus menyampaikan- nya padaku. “Sayang ya dik, tidak ada sesuatupun yang bisa mutlak kita miliki. Hanya Allahlah pemilik yang sempurna,” katanya seperti biasa, bijaksana, dan ini adalah salah satu yang aku kagumi padanya. “Ya, tidak ada milik yang sempurna,” jawabku menyetujui pendapatnya, “Eh, tapi apa sebenarnya maksudmu”.

“Maafkan aku. Tapi aku harus mengatakannya padamu. Terlalu indah memiliki semua perasaan ini. Tapi aku harus jujur padamu. Aku juga tidak menghendakinya, tapi itulah yang terjadi,” katanya panjang. Aku sudah tak sabar dengan apa yang ingin dikatakannya. “Maksudmu?” “Kau tahu kenapa aku tidak menyampaikan perasaanku terhadapmu sejak dulu? Karena….karena sebenarnya aku sudah dijodohkan,” katanya perlahan. Aku tak tahu apa yang harus kukatakan. “Menurutmu apakah orang tuaku salah?” tanyanya kemudian. Aku masih diam.

“Ibuku hanyalah seorang janda yang harus menghidupi dan menyekolahkan anak-anaknya. Dan tak tahu apa yang harus dilakukannya. Begitulah dik, aku tidak bisa menyalahkan ibuku juga, meskipun jujur aku tidak mencintai gadis itu”.

Kuhela nafas dalam-dalam. Sungguh tak tahu apa yang harus kulakukan. Tak percaya dengan apa yang dikatakannya? Tak ada alasan untuk percaya atau tidak. Tetapi kurasa aku tak perlu berburuk sangka dengan tidak mempercayainya. Dia yang kukenal selama ini lebih menguatkan prasangka baikku itu. Tapi sungguh aku tak bisa bicara sepatahpun. Percakapan itu terasa membakar semua harapanku, meskipun tidak mengurangi perasaanku padanya.

Akhirnya kukatakan pula dengan segenap kekuatan hatiku agar dia memilih yang terbaik menurutnya. Berat ternyata, tidak semudah teori yang kutata di kepala.

Begitulah, semua kami akhiri dengan sehelai surat cinta. Dengan setengah kesadaran, setengah patah semangat.

Plan Z. Aku masuk ke plan Z. Biarlah Allah yang memutuskan. Dia maha tahu yang terbaik untukku. Meskipun dia tak boleh jadi milikku, perasaan itu tetap masih menjadi milikku, kecuali dia berubah menjadi seseorang yang tidak lagi berada dalam kriteriaku.

Jumat, 22 Mei 2009

Letih

Aku letih.. Aku sungguh capek ..
Sungguh..
Dengan semua yang ada..
Yang tak bisa membuatku merasa puas dan cukup
Padahal sudah kucoba meraih
Kuusaha mendekap
Tapi angin..
Hampa..

Hari ini aku sangat capek..
Aku teramat letih..
Tak ada kedamaian yang aku rasakan
Sementara aku melangkah tak punya tujuan
Hingga aku tak tahu apa yang aku benar inginkan

Sudahlah yang lalu-lalu
Aku bahkan tak mengenal diri ini lagi
Aku bahkan tak punya waktu untuk aku lagi
Untuk aku sendiri
Tertawa atau menertawakan diri sendiri

Tuhan.. aku letih
Berikan satu jawaban apa yang telah aku lakukan selama ini
Jika aku salah.. sebanyak apa lagi hukuman yang harus aku tanggung
Aku canggung terombang ambing
Aku sangat canggung..

nginnya aku pergi
Sendiri.. dengan sunyiku
Dalam diamku
Tak usah dituntun
Tak usah di dekap
Jangan juga digenggam
Semua akan membuat aku rapuh
Biarkan aku dengan semua keberdayaanku

Tuhan.. Aku capek
Sementara aku tak mendapatkan apa-apa
Seolah apa yang aku pegang
Semua menjadi debu
kemudian hilang.. terbang bersama angin

Sungguh aku letih..
LETIH

Aku merindukan saat semua masih polos
Aku dengan maluku
Bahkan menatap matanya aku takut
Takut hatiku terbaca
Walau kata-katanya telah aku sembunyikan

Aku sangat.. sangat capek...

Senin, 11 Mei 2009

SABAR... (

Bersabarlah hati..bersabarlah,
Luluhkan amarah mu dalam napas yang kau hembuskan,
Reda lah reda gejolak kekecewaan
lupakan kecewa itu hatiku lupakanlah,
Jangan jadikan alasan agar amarah itu menari lagi,
Belajarlah menerima apapun bentuk keadaan
Bersabarlah hati maafkanlah.
Tersenyumlah diri tersenyumlah,
Sakit memang sakit tetapi hadapilah,
Tak selamanya hidup ini menyenangkan hatiku
Tidak akan pernah selamanya,
Dan bersabarlah

_________sabarsab____________sabarsaba
______sabarsabarsaba_______sabarsabarsabars
____sabarsabarsabarsaba___sabarsabarsabarsaba
___sabarsabarsabarsabarsabarsabarsa_______saba
__sabarsabarsabarsabarsabarsabarsa_________saba
_sabarsabarsabarsabarsabarsabarsabars_______saba
_sabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsabar______s
sabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsaba__sab
sabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsa_s
sabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsaba
sabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsaba
_sabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsa
__sabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsabar
____sabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsa
______sabarsabarsabarsabarsabarsabarsabarsa
_________sabarsabarsabarsabarsabarsabars
____________sabarsabarsabarsabarsabar
______________sabarsabarsabarsabar
_________________sabarsabarsab
___________________sabarsaba
_____________________sabars
______________________saba
_______________________sa


dipostkan oleh Baratha

menatap bayangmu

Menatap Wajahmu
Dalam dinding berbatas bisu

membunuh sepi dalam resah
membunuh gundah dalam gelisah

Nyaris kau maya hampir nyata
Atau memang kita buta ??

Masih adakah di sini kawan ?
Hati..yang akan trus bertautan

Meski..
Di ujung penghabisan

Pada mu yang tertinggal
Di balik jejak kenangan

Ya Tuhan…Aku merindukannya
Hari ini…dan nanti

kau dimana?

Demikian, waktu pun menepati janji
Pergi bersama mimpi yang mengabur
Pada kabut dan sisa gerimis pagi
Tapi aku belum selesai,
Punguti sepi pada embun tak jadi

Sementara siang menjamahku
menyisakan tetes duka pada luka
setelah rindu tak lagi jumawa
akupun masih belum lagi selesai
embun memuai dengan pongahnya

Mengapa waktu semakin bergegas
Biarkan jejak kaki dibungkus cemas
Sementara malam begitu nestapa
Mengejar cahaya yang tak pernah menyapa

membunuh sepi

Aku hanya ingin bernyanyi, berteriak, atau bergumam sendiri seperti anak ayam yang hilang arah, tak apalah kalau orang orang disekitarku menganggapnya kurang waras lagi, aku tak mau mempedulikannya...biarlah mereka tertawa.

Pagi ini aku hanya ingin mengusir rasa rinduku padamu, sungguh rindu ini membatu, sulit untuk kubuang bahkan sekali pun kupecahkan menjadi kerikil kerikil kecil yang dapat kulempar pada laki laki lain, padahal sumpahku semalam yang tak mau lagi menyebutkan namamu lagi dalam peraduan mimpi, atau sekedar berkata kata basa basi dalam sms sial telah membulat.

Berat sekali untuk menerima kenyataan bahwasannya kau hanyalah angan angan belaka, segala dustamu yang kau tutup rapi itu kini terbelalak didepan mataku, apalah mau dikata, memang itulah dirimu, yang penuh dengan isyarat…raut yang susah untuk kuterka, dan kau sama saja seperti pria lainnya yang pernah mampu menggenggam tanganku, ujung cerita bermula intro dan intrik mematikan rasa...

Sayangnya ketika aku ingin memburu nafas diatas tubuhmu dan melepaskan penat lelah hidupku, kau tak pernah datang menghampiri, aku hanyalah dewi kesepian dihamparan pasir sahara seperti apa katamu dulu, kau hanya membiarkanku tersiksa dicabik sepi dan kau hanya menjadikanku pelampiasan kepedihan hidup yang menderamu.
Sudahlah, tinggalkan aku dikasur bisu ini, takan pernah lagi kau mendengar desahan jiwa yang mengalunkan nada rindu menggerutu lagi.

Biarlah sepi ini kubunuh dengan caraku.

sunyi sepi.. sendiri

mulai terasa rasa sepi dan sendiri, walaupun roda hidupku tetap berputar namun yang rasa sepi dan sendiri saat ini selalu ada di sekeliling hari-hariku, mungkin semenjak saya mulai jauh dari mereka yang selalu menghias hidupku. para sahabatku..!!!

ada saatnya hadir dan ada saatnya berpisah namun disaat perpisahan itu mungkinkah mereka sang sahabatku merasakan apa yang kurasakan kerinduan akan cerita, canda, tawa dan semuanya yang pernah terukir.

saya yakin rasa sepi dan sendiri ini akan berakhir namun entah sampai kapan rasa itu akan berakhir. belum lagi tentang seseorang yang mulai mewarnai hidup ini. entah apakah dia yang terbaik ada waktu yang kah membuktikan namun dia adalah sahabatku dan juga kekasihku… dan mungkin hanya kenanganlah yang menjadi obatan hati untuk kerinduan disaat sepi dan sendiri.

Sepi.................... Suwunk....

Aku merasa sepi . . .
Aku merasa hampa . . .
Kenapa?
Aku tidak tahu jawabannya ! !

Uh, ku tarik nafas ku dalam-dalam
Ku coba merenung kenapa bisa terasa hampa
Tapi masih juga tak menemukan jawabannya

Aku heran, kenapa ini bisa terjadi?
Kenapa hampa, kenapa terasa garing
Ku coba dengan segala kekuatan tuk mengetahuinya

Ya . . .
Aku tahu jawabannya
Jawaban yang tak pernah ku sadari
Jawaban yang tak pernah ku pikirkan sebelumnya

Aku kesepian . . .
Aku merasa kesepian, bukan karena tak ada kawan
Bukan karena hal-hal lain . . .
Melainkan diri ku yang menutup diri tuk itu semua

Entah sejak kapan, aku menutup semuanya
Hingga perlan-lahan aku merasa sepi
Sepi yang menyiksa . . .
Sepi yang tak menyenangkan

Uh . . .
Aku bingung . . . .
Setelah mengetahui jawabannya !!
Apa yang harus ku perbuat?

Bagaimana aku harus mengusir sepi ini?
Aku sudah tak kuasa menahan gejolak hampa dalam hidup ku
Harus kah, aku membuka lembaran lama?
Atau membuka lembaran baru . . .

Dari pada tersiksa dengan perasaan hampa
Yang kian hari menyiksa ku dalam relung jiwa ku
Yang kesepian karena ku tutup hati ku?

Sepi . . .
Tak ku sadari kamu begitu kuat
Hingga menusuk relung jiwa kelam ku
Kini, ku berjuang tuk mengusir mu . . .

Walaupun begitu, terkadang aku menikmati mu
Menikmati kesunyian di malam hari
Sambil mendengarkan alunan melodi
Agar sepi tidak terlalu mengigit di relung jiwa ku

Minggu, 10 Mei 2009

dan aku tergoda

aku tergoda
untuk selalu bersamamu
tak terpisahkan ruang dan waktu

aku tergoda
untuk memilikimu
selalu untukku

senyummu slalu berhasil
menyirami hati yang gersang
dan demi tuhan aku tergoda

sanggupkah kututupi perasaan ini ?
ku tak mampu membalas tatap matamu
sinarmu menyilaukanku

berkenankah jika aku seorang ada dibenakmu
karena aku tergoda....

cinta datang dan pergi

Cinta selalu saja datang tiba-tiba. Ia tidak pernah memberitahu sebelumnya. Saat datang, ia bahkan tak pernah merasa perlu untuk mengetuk pintu ataupun mengucap salam. Tahu-tahu, ia sudah berada di dalam rumah hatiku duduk-duduk seenaknya di depan sofa kalbu…..

Cinta juga kerap egois menjajah waktu ku. Membuat ak mengabaikan
pekerjaan, membuat ak malas belajar, dan hanya ingin bermain-main dengannya sepanjang hari.

Ada-ada saja permainannya.
Salah satunya, adalah permainan “Mewarnai Dinding”, dimana Cinta
akan mengecat dinding-dinding ruang hatiku dengan warna-warna
pastel yang lembut. Kadang juga ia melukisinya dengan berbagai gambar
dan foto yang indah-indah. Ada gambar matahari terbenam, ladang bunga
musim semi, langit malam berbintang, senyum para malaikat, dan masih
banyak lagi.

Tapi lukisan favoritku sepanjang masa pastilah lukisan Surga.
Nah, kala Cinta tengah bosan bermain, hadirlah saudaranya, Rindu.
Sayangnya, Rindu tak cukup seru untuk diajak bermain. Ia begitu
pemuram dan murung. Rasa-rasanya, satu-satunya kegiatannya saat
berkunjung ke ruang hati ak hanyalah melamun. Dan sekalinya datang,
sangat sulit untuk mengusirnya pergi.

Dalam kesunyian yang menyiksa, ak pun sering terpaksa menemaninya duduk diam-diam sendirian dan ikut bermuram durja karenanya.

Cinta selalu punya hadiah kejutan. Ada kalanya, ia pulang membawa setumpuk kado cantik berhiaskan pita. Ada kado berisi Dibutuhkan,
Diperhatikan, Percaya, Kesabaran, Aman, Nyaman, Pengertian,Ketenangan, Kedamaian, Tawa, Pujian, Semangat, Mimpi, Harapan. Tapi kado yang terbesar dan tercantik dari segalanya adalah Bahagia.

Ak selalu paling suka kado yang terakhir, karena ia selalu berhasil membuatku merasa menjadi yang terpintar, terhebat, dan paling luar biasa di dunia. Dan kado itu selalu berhasil membuat ak merasa begitu berharga.

Tapi ada kalanya, Cinta juga memikul bungkusan-bungkusan hitam berisi Marah, Kecewa, Cemburu, Posesif, Pengkhianatan, Sakit, dan masih banyak lagi lainnya. Begitu banyaknya, sampai-sampai Cinta harus meminta bantuan temannya, Pertengkaran, untuk membawakan beberapa kado. Biasanya Pertengkaran akan membawa bungkusan Curiga, Egois, Keras Kepala, Kekanak-kanakan, Pengecut, Dusta, Kata-kata Menyakitkan, Sikap Dingin, dan Luka. Tak hanya itu, selalu ada berember-ember air mata yang ditimba dari sumur Air Mata. ak paling sebal saat Cinta pulang ke rumah dengan bungkusan-bungkusan hitam ini.
Karena ak tahu, sisa hari hariku tak akan lagi indah setelahnya

Tapi saat sumur Air Mata terlalu banyak ditimba, penjaganya yang juga kakak Pertengkaran, akan datang bertamu. Ia adalah Kompromi. Ia akan menegur Cinta dengan halus, membawakannya buah tangan Maaf, Janji, Komitmen, dan Pelukan Mendamaikan. Lalu Cinta akan tersenyum dan kembali bermain-main dengan riang sepanjang hari.

Meski begitu, toh ada kalanya Cinta tetap harus pergi. Ia akan mengepaki koper berisi semua pakaian juga semua kado dan bungkusan berpita yang pernah dibawakannya untuk ak. Lalu ia juga akan menghapus semua lukisan warna-warni di dinding-dinding ruang hatiku dengan warna abu-abu yang kusam. Tak peduli berapapun kerasnya diriku berteriak, dan menangis memohonnya tinggal, ia akan tetap bersikeras pergi.

Sampai akhirnya, ak cuma bisa sesenggukan menatapnya.. .. sambil membuka perpisahan terakhirnya yang berisi Hampa dan Serpihan-serpihan Kenangan….

Saat-saat seperti itulah Waktu akan bersikap sangat bersahabat padaku. Dengan sabar dan penuh pengertian, ia akan menunggui ak yang hanya bisa meringkuk di ranjang selama berminggu-minggu dan bangkit hanya untuk mandi berember-ember air mata. Di malam hari saat diriku sesak napas, Waktu akan mengelusi dada dan punggungku selama berjam-jam lamanya. Sampai ak terlelap karenanya… ….

Dan saat akhirnya ak bisa duduk dan mulai bercermin, Waktulah yang
membantu memillihkan baju dan merias wajah diriku secantik mungkin.
Waktu juga yang telah menemani ak berjalan-jalan ke luar. Tak hanya itu, Waktu juga kembali mengajari ak caranya tertawa dan bersenang-senang. Kami akan belanja, nonton film dan pertunjukan teater, menulis sepanjang hari, bermain-main keliling dunia dan bertemu banyak sekali orang baru. Kata Waktu, mungkin dari merekalah ak bisa kembali menemukan Cinta. Untuk kemudian, kembali bersahabat dengannya.

Saat cinta datang

ketika cinta datang menyapa
aku bimbang tak bisa berkata
bibirku kelu tak bisa berucap
meski hati ini tlah bersorak

seiring berjalannya waktu
aku pun tetap membisu
bukan karena apa-apa
juga bukan untuk siapa-siapa
tetapi karena hanya untukmu

dari bibirku
tak pernah ada janji terucap
karena aku tak akan pernah memberikan janji
tapi aku hanya akan...
memberimu cinta...
setulus hatiku....

Aku selalu menunggu saat itu tiba...
tapi aku gak tau sampai kapan aku kan menunggu
tuhan tolong aku...
biarkan aku kuat tuk menunggu saat itu tiba.

Jumat, 08 Mei 2009

cerita

Hari ini, aku dan temanku berjalan - jalan mengelilingi kota Yogya. Melalui beberapa jalan protokol kota ini dan melihat bagian kota dari jendela kendaraan umum yang terbuka setengahnya saja, karena bagian lainnya tertutup gorden biru yang tebal oleh debu. Menyenangkan, bisa bercerita bersamanya tentang banyak hal yang jadi mimpi - mimpi kami, yang sangat sering kami bagi. Duduk di sudut sebuah toko es krim, yang berdiri sejak jaman dulu. Dan...what a surprise, dia baru tahu kalau ada toko es krim disini. Duduk menghadap ke arah jendela dan membuat sirik beberapa orang yang lalu lalang di depan kaca toko di hadapan penjaja buku bekas, yang mungkin sedang berpuasa (maaf, ya...). "Liat donk...", kataku pada teman ku yang membawa sebuah tabloid di tangannya. Membuka lembarannya, dan kembali pada halaman depan tabloidnya. "Tuhan memang di luar jangkauan ya..!", kataku membuka pembicaraan dengan tangan kanan yang memasukkan sendok kayu penuh es krim ke bibir ku. " Iya...lah, kalau nggak di luar jangkauan, namanya nggak Tuhan neng. Mang ngapa?" "Nggak, cuma kaget aja si selebritis yang dua ini ternyata mirip ya!" " Mana," katanya sambil menarik tabloid itu dari hadapan ku dan menghadapkannya ke arahnya. " Iya..ya, trus!" " Ajaib aja, kalau memang jodoh kenapa sih Tuhan harus membuat keduanya berputar - putar dulu dengan orang lain, untuk akhirnya ketemu juga?" tanya ku . Dan dia pun mulai bercerita tentang buku yang di bacanya. Judulnya "The Proposing Tree", cerita tentang kisah cinta dua mahluk Tuhan yang bernama manusia, yang menjalani hidup, dan kisah cinta yang berliku untuk kemudian bersatu setelah keduanya menjadi tua. Sebenarnya ini bukan hal yang pertama kali kusaksikan. Aku, mempunyai seorang senior di komunitasku yang juga mengalami hal yang demikian. Pada saat hari pernikahannya semua orang tercengang dan saling berkata. "Kenapa nggak dari dulu ya mereka ketemu, padahal wajahnya mirip banget...!" Ada lagi yang bilang, " Kenapa harus si wanita berumur segitu sih, Tuhan mempertemukan dia dengan pasangannya, padahal mirip banget!"
Dan aku pun bertanya pada temanku, "Inginkah kau mengalami perputaran yang demikian itu?"
Dia menjawab, "Bila memang mungkin, aku harap, tidak."
Dan aku pun berdoa dalam hatiku "Tuhan, jika memang Engkau ingin mempertemukanku dengan belahan jiwaku, tolong jangan bawa aku berputar terlalu lama, tapi pertemukanlah saja. AMIN"

Kamis, 07 Mei 2009

tahukah kamu....

sadarkah kau bahwa aku selalu memujamu?
aku berharap dapat temukan dirimu dalam tiap helai malam-malamku
dan mencoba tuk menjadi nafas bagimu
saat fajar menjemput dinginnya malam, aku masih mengagumi anggunnya dirimu

aku pernah mencoba tuh menyenduh sudut hatimu
dan menari indah dalam hari harimu diiringi oleh nyanyian kalbumu
kau selalu mampu tuh teduhkan jiwaku yang resah
dan membuatku merasakan damai pada tiap darah yang mengalir

saat lagu di nyanyikan tanpa nada, aku kan tetap menanti tuk mendekap erat tubuhmu
saat bintang malam merasa kesepian, aku kan tuk melindungimu dari dinginnya dunia]
saat mata ini mampu melihat apa yang tak pernah terlihat, aku kan tetap membacakan cerita indah pengiring tidurmu
aku berharap dapat bertahan selamanya berada disisimu, dan aku yakin aku mampu bila kau ada disisiku

buat "adikku"

sesungguhnya..
dimataku...
engkau tampak begitu memukau...
menawan setiap hatiku..
kuingin memliki dirimu seutuhnya..
menjadikan engkau kekasih dalam hidupku..
menjadikan cinta dalam setiap nafasku..
tetapi...
dimatamu aku hanya adikmu...
aku hanya temanmu...
dan aku bukan orang yang berarti bagimu...
kuhanya ingin kau tau..
semakin dekatnya dirimu...
membuat gundah setiap rasaku..
ku ingin berlari tiada henti..
tak igin terkejar perasaanku terhadapmu..

namun ..
saat kau tak di sisiku walau sedetik..
aku terasa kehilangan bagian dalam diriku...
terasa hampa perasaan yang harus kuhadapi..
terlalu getir namun tak dapat kau mengerti..
aku runtuh saat mulai menatapmu..
engkau begitu menawan di mata ini....
dan engkau begitu indah dalam setiap pandanganku..

kau hanya menganggap aku kakakmu..
tanpa kau sadari aku telah jatuh cinta kepadamu..
tanpa kau ketahui.. aku telah tergoda tuk menjadi kekasihmu..
ku ingin kau mengerti ..
bahwa aku sangat mencintai dirimu..
menyayangi dirimu...
dan mendambakan dirimu...

bila ku masih punya waktu

Bila ku masih punya waktu
aku ingin menikmati pekatnya malam
mengagumi kedipan bintang-bintang
sembari tertawa mendengar celoteh bulan.
Bila ku masih punya waktu
aku ingin mengembara di padang ilalang
di antara jeroan-jeroan kering
dan desah risau burung-burung liar.
bila ku masih punya waktu
aku ingin menjemput bianglala di ujung langit
menantang terik mentari yang menyengat
dan merasakan tiap helai bau napasmu.
bila ku masih punya waktu
aku ingin terus menulis
hingga waktu menutup ceritaku.

terima kasih bintang

Saat ini,
sebelum mentari tersenyum di timur
sebelum embun menghapus kelam
aku ingin berbisik pada bintang:

: Terima kasih, bintang
`tuk menemaniku malam ini
dan malam-malamku sebelumnya
Memang sih…kau jauh di sana
namun binarmu mampu mengusik sepiku
setidaknya…
aku tak pernah merasa sendiri
walau nyata sekali
kalau aku cuma punya sepi dan mimpi.

: Terima kasih, bintang
Kembali aku berbisik.
Saat ini, sebelum aku melangkah
aku ingin memandangmu, sekali lagi
Mengenang senyummu, atau celoteh yang
pernah kau titipkan lewat angin
Ya…cuma lewat angin
Karena kau sungguh jauh di sana.

: Memang sih…sesekali kau berkedip
namun sejujurnya
itu tak cukup menghalau laraku
apalagi saat ini aku lagi bertarung dengan nasib
dan bergumul dengan luka.
Ah…mana kau mengerti
Karena kau jauh di sana
Di bentangan cakrawala nan kelam
Sibuk berbagi binar pada makhluk-makhluk malam.

: Selamat malam, bintang
Demikian aku selalu menyapamu dan kau tersenyum
Tahukah kau, bisikku lagi
aku bahagia. Itu cukup bagiku

Terkadang aku menitipkan rindu pada angin
Ya…lagi-lagi pada angin
Dan lagi-lagi
aku merasa cukup
setidaknya kau ada dalam mimpiku,
begitu selalu aku berkata pada hatiku

Tapi,
Saat mendung mengabut di mataku
atau terkadang guntur membuatku gemetar
aku mencarimu. Dan
tak kutemukan dirimu
karena kau jauh di sana
tak terjangkau angan

Hingga aku pun mengerti
kalau kau memang hanya bintang
yang mampu bersinar namun tak memberi hangat
yang mampu berbagi binar cuma dari kejauhan.
Ya…kau cuma bintang
yang pernah mengusir sunyiku,
toh sebentar lagi malam berganti pagi
dan kau pun `kan pergi
aku pun harus melangkah
menjejal pagi dengan asa
tanpamu
ya…tanpamu
karena kau cuma bintang
dan aku mengerti
saat aku benar-benar jatuh
kau tak pernah ada
karena kau jauh, jauh sekali…

tapi sebelum pagi benar-benar hadir
aku mau menyapamu
dan katakan sekali lagi
: terima kasih, bintang…

Rabu, 06 Mei 2009

Asmara..

Sendiri....
Kukemas air mata di pipi
Tak percaya 'ku yang t'lah terjadi
Cintamu kini telah terbagi
Haruskah cinta aku akhiri
Hanya sampai di sini

Tak mungkin....
Aku berpaling dan menyudahi
Tercabik hati ingin meronta
Jangan kau rejam gairah yang ada
Haruskah aku mengemis cinta
Untuk menghilangkan duka

Asmara...
Kemana lagi akan kucari
Siapa yang 'kan mengusir sepi
Disaat 'ku sendiri

Asmara...
Mungkinkah kau sampaikan padanya

tentang seseorang

sendiri dalam lamunan
menenggelemkan kerinduan
merajut helai2 angan
yang mengalir dalam sendi waktu
lewat lantunan deru
angin yang merenyuhkan

namun ku terbuai dalam hayalan sendu
menepiskan segala kerinduan
dengan desiran angin
dalam hati tak terduga
sampaikan salam rinduku
untuk sahabatku……..

Hadirnya dirimu
berikan suasana baru
kau mampu tenangkan aku
di saat risau dalam hatiku

lembutnya sikapmu
meluluhkan hati ini
terbuai aku terlena
oleh dirimu

dan ku pun bergetar
saat kau ada di dekatku
mungkinkah diriku tlah jatuh cinta pada dirimu
sebisa diriku mencoba untuk melupakanmu
namun,ku tak bisa
kaupun slalu ada dalam hatiku..

Mencari cinta...

aku berlari
kesana dan kemari
mencari cinta
yang tak kunjung menepi dalam hati

aku mengayun langkah
dengan cepat tanpa arti
mencerminkan rasa
yang bergejolak dalam dada

kucari cinta
sampai ku terbata
tak mampu berucap kata
selain makna cinta

ku luruskan mata
menatap cakrawala
berharap untuk bisa melihat
melihat wujud cinta

Hati dan jiwa

hati adalah jiwa
jiwa adalah hati
orang yang kehilangan hati
akan kehilangan cintawalau cinta itu buta
dan menyakitkan
kadang menyenangkan hati
jika hati hilang maka
ia akan kehilangan cinta

cinta sejati tidaklah selalu indah
adakalanya ujian datang mendera
aku takut mencintai
aku takut membenci

namun
kadang sesuatu itu datang
dalam kesendirianku
yang tidak berarti ini

haruskah ku mencintai
jikalau harus melukai
akan kah kau datang
dan sakitnya …..
pedihnya….
rasa yang kurasanan.

Surat cinta untuk Cinta

#

kau bagaikan angin
yg selalu ad di sampingku
kau bagaikan malaikat
yang slalu menjagaku

tapi kau juga bagaikan pisau
yang bisa melukaiku setiap saat

kau tak pernah ad di saat q membutuhkanmu
dan kau pun tak pernah menghargai hatiku
namun kau slalu menuntutku
tuk dapat mengertimu

aku ragu akan perasanmu padaku
yang tak pernah bisa memahamiku
bagaimana aku bisa menghargaimu
kalau kau sendiri tak menghargaiku

wahai kau
tolong jauhi diriku
karna aku tlah bosan dengan egomu
yang selalu menyalahkaku

tolong jauhi diriku
tolong lupakan aku
dan tolong jangan ganggu aku
tolong…
tolong…
dan tolong….!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Cinta....

cinta…
kadang kau hadir saat ku pergi
cinta…
kadang ku menunggu
kadang ku terjebak
kadang ku termenung
ketika ku mempunyai cinta
ketika ku memiliki seseorang
kenapa dia hancurkan
kenapa dia nodai
kenapa dia pergi
hati ini perih
hati ini luka
hati ini sakit
keagungan cinta memberiku palajaran
pelajaran yang sangat penting
yaitu”cinta tak harus menunggu tapi cinta kan datang dengan sendirinya”

Cinta??

#

hati pernah bertanya
bener gak cinta itu ada….??????

Aq masih Bingung wat ngejawab nya
Tapi Akhirnya Aq menjawab…..?????

Cinta itu Ada
Cinta itu dekat Sama Qta
Cinta Itu Nyata Klo Kmu Merasa Bhagia
Cinta Itu Samar Klo Kmu Gak pernah Merasa Bahagia

cinta dan cinta yang slalu Jdi Pertanyaan

Setiap malam tiba
Ingin Aku Memutar Waktu menjadi Pagi kmBali
karena Pagi

Memberi Aq sinar Mentari Yang Begitu HAngat Sehangat Hadirnya Dirimu Bersamaku
memberi aku terang yang benderang seterang senyum mu yang selalu terlantun dari bibir manismu…..
derai untaian tawamu temani senja sore ku
sampai mentari kembali tenggelam di ufuk

aq mw bilang
klo temen smua pernah merasakan cinta
jangan pernah mainkan cinta yang sudah tumbuh di dalam hati

klo nanti cinta itu pergi
air mata cuma hal yang sia-sia
cinta gak akan kembali dengan sayap2 cinta nya

tpi ia akan kembali dengan wajah pelangi yang
beraneka warna
bukan satu warna yang dulu kita kenal

aku tetap aku
yang berjalan menyusuri liku2 perjalanan cintaku
yang di terjang jutaan rintangan
di terpa ombak terombang-ambing di sapu angin
tapi aku bertahan di satu kenginan
yang buat aq masih bertahan slema ini
aku ingin keabadian cinta itu nyata bwt aku dan yang ku cinta

Inginku

Disaat kulihat langit biru
Kuingat Indahmu bersama sayapmu
Disaat kulihat bunga melati
Kuingat kebaikanmu yang suci
Saat kupegang mawar
Merah…
Mengingatkanku pada sesuatu
Merah…
Sesuatu yang membuat aku dan kamu terpisah
Tiba-tiba aku syok berat
Aku tidak ingin melihat masa lalu lagi!!!
TIDAK!!! TIDAK LAGI!!!
Tapi tubuhku tak bisa bergerak
Kaku, Suasananya dingin…
Seperti suasana saat kita terbang bersama
Dulu….
Wajahmu selalu membuat sayapku pulih kembali
Tapi… Sejak saat itu
Saat dimana kita berdua….
Berjalan di sebuah taman kota
Seorang pengemudi mabuk…
Dengan kecepatan tinggi mengarah kepadaku…
Tapi… orang gila itu…
Menabrak….
TIDAK!!!! JANGAN INGATKAN AKU LAGI!!!!
Tubuhku sudah sedikit bisa bergerak…
Dan samar-samar ingatan itu mengilang…
Sayapku,, kenapa kau rusak seperti ini…
Seperti kaca yang telah berkeping-keping
Bagaimana aku merangkainya lagi…
Tapi aku selalu yakin…
Suatu saat nanti…
Ada seseorang yang dengan tulusnya…
Menyusun kembali sayap-sayapku yang telah berserakan
Bukan dengan tangan…
Tapi dengan cinta…

Sayap2 patah

Hati yang terjatuh dan terluka

Merobek malam menoreh seribu duka

Kukepakkan sayap-sayap patahku

Mengikuti hembusan angin yang berlalu

Menancapkan rindu….

Disudut hati yang beku…

Dia retak, hancur bagai serpihan cermin

Berserakan ….

Sebelum hilang di terpa angin…

Sambil terduduk lemah….

Ku coba kembali mengais sisa hati

Bercampur baur dengan debu

Ingin ku rengkuh…

Ku gapai kepingan di sudut hati…

Hanya bayangan yang ku dapat….

Ia menghilang saat mentari turun dari peraduannya



Tak sanggup ku kepakkan kembali sayap ini

Ia telah patah..

Tertusuk duri-duri yang tajam….

Hanya bisa meratap….

Meringis..

Mencoba menggapai sebuah pegangan..

Saat itu aku begitu merindukanmu

Aku tak berhenti memikirkanmu
biarpun resah mendera jiwa dan hari tak lagi bisa sembunyi
aku tak berhenti merindukanmu
saat ini dan nanti untuk selamanya hingga kita tak bisa bersama
dalam kata-kata ia begitu mengasai cinta
aku tak berhenti memikirkanmu
seperti saat lalu membayang bayangi
dan berharap bisa ucapkan sebuah kata atau lebih
"tenanglah aku ada dan selalu ada untukmu"
meskipun engkau tak mengharapku
hatiku hanya untukmu cinta
seperti saat aku terbangun di pagi hari
saat embun membasahi rerumputan
ketika luka mendera karena mimpi indah yang musnah
aku mencintaimu dan tak akan pernah dapat melupakanmu
maka kuputuskan bahwa hatiku hanya untukmu
biarpun ragaku menua dan kau tak disampingku
meskipun angkau meninggalkanku
meskipun cintamu tak memilihku
walaupun cintaku tak memilikimu
aku tetap memilihmu sebagai yang terakhir untukku
dan untukmu hatiku hanya untukmu
biarpun aku sendiri meniti hari demi hari
walaupun aku sendiri dalam hidup yang sunyi
biarpun hari ini esok dan nanti

Panca indera cinta..

saat aku melihat cinta
sebenarnya saat itu aku rapuh
tapi saat aku buta karena cinta
itulah saat aku kuat

dan saat aku mendengar cinta
aku tak bisa melawanya
saat cinta tak berbisik
hatiku seakan terus terusik

ketika aku meraba dan membelai cinta
itulah aku yang terbawa nafsu
dan apabila kutak dapat membelai dan merabanya
aku akan selalu merindu dan merindu

dan ketika aku mengecup dan merasakan cinta
indah, sampai-sampai aku lupa
tapi saat cinta tak terasa
sepi,sunyi,dan hampa kurasa

menghirup cita adalah suatu nyawa
yang membuat kita bisa bertahan
tapi jika cinta itu racun
perlahan cinta akan membunuhmu